APA YANG
TERJADI?????????
Ketika dingin mulai merambat di seluruh tubuhku,
hujan terus mengguyur daerah Jakarta tak nampak satupun kendaraan yang berhenti
ataupun mampir di warung ibuku hanya sekedar berteduh maupun membeli minuman
hangat.
Jam
sudah menunjukkan pukul 10 malam, namun ibuku masih tak mau ku ajak pulang
“tunggu sebentar lah nak, tunggu sampai ada pembeli dan dagangan ibu habis
terjual” kata sang Ibu. “tapi ini sudah malam bu, pasti sudah tidak ada lagi
pembeli yang datang apalagi hujannya semakin deras”….
Aku dan Ibuku memang setiap hari berjualan makanan
dan minuman di pinggir jalan raya dekat perkantoran namun jarang sekali bahkan
tidak ada pembeli yang
bersepatu rapi,berjas maupun orang-orang yang berdasi datang kesini, paling-paling hanya karyawan bawahan dan OB dari kantor tempat mereka bekerja…
bersepatu rapi,berjas maupun orang-orang yang berdasi datang kesini, paling-paling hanya karyawan bawahan dan OB dari kantor tempat mereka bekerja…
“Andai
saja Bapak tidak Kau ambil lebih cepat Tuhan,pasti aku dan Ibu takkan menderita
seperti ini apalagi kami berdua juga terancam akan di usir dari tempat kami
tinggal di karenakan tak ada biaya untuk membayar kontrakan rumah kami” Gumam
Afri dalam hati….
“Permisi “,,, terdengar suara bapak
tua membuyarkan lamunanku. “iya pak ada apa? Tanya ibu ku pada lelaki tua
tersebut. Bapak paru baya itupun menjawab dengan nada lirih “saya haus saya butuh
minum,tapi saya tidak punya uang” Tanpa pikir panjang ibuku langsung ke
belakang dan kembali ke depan dengan membawa segelas teh hangat dan piring yang
berisi pisang goreng beserta tape goreng lalu ibu menyodorkannya kepada bapak
tua itu. “apakah ini untukku?” Tanyanya kepada ibuku . sambil tersenyum manis
ibuku menjawab “iya pak, ini untuk anda Ayo di minum selagi masih hangat” . aku
yang sedari tadi bingung melihat tindakan ibu langsung ku pegang tangan ibuku
dan mengajaknya ke belakang, akupun bertanya “apa maksud ibu memberikan minuman
sekaligus makanan kepada lelaki tua itu? Jelas-jelas dia tidak punya uang
lantas mau bayar pakai apa, kita masih butuh banyak uang untuk hidup eee ibu
malah membiarkan orang itu makan gratis di warung kita” tetap dengan senyum
manisnya sang Ibu menjawab pertanyaan anak satu-satunya itu yang masih duduk di
kelas 2 SMP dan sambil memeluknya “Kita
memang sudah kehilangan Bapak Afri,, dan kita juga hampir kehilangan semua
harta kita,tapi satu yang tidak boleh hilang dari kita yakni Keikhlasan untuk
saling memberi kepada sesama” Sambil memandangi muka ibuku aku berkata
“Terimakasih, Ibu telah mengingatkan dan menyadarkanku akan suatu hal yang dulu
sering terlontar dari mulut Bapak”
Sesaat setelah pembicaraan Ibu dan
anak tersebut mereka keluar dan mendapati kursi yang di tempati bapak tua tadi
telah kosong. Aku kaget ketika melihat amplop putih di meja warung ibu,
“mungkin ini kepunyaan bapak tadi yang tertinggal di sini” kata ibu…. Karena
Afri penasaran dengan isi amplop tersebut akhirnya dia membukanya meski sudah
di larang oleh sang ibu….
Setelah di buka Ia kaget karena di
dalam amplop itu ada sepucuk surat dan sejumlah uang pecahan 100.000 rupiah yang berjumlah 20 lembar lebih kagetnya lagi
surat itu berisi ….
“Aku bahagia bisa melihat kalian meski hanya sebentar dan akupun
merasa lega ketika nasihat-nasihat dariku masih kalian ingat sampai saat ini,
semoga kalian mampu menjalani hidup meski tanpa aku, bersabarlah karena Allah
selalu bersama kita. Aku hanya butuh do’a dari kalian Aku sayang kalian berdua
… Dan tak lupa untuk Afri jaga ibumu baik-baik “
Ttd
Doni Hermawan
Aku dan Ibuku tertunduk lemas membaca isi surat itu
.” Iya” karena Doni Hermawan adalah nama Bapak kandungku.
THE END_
wah...bagus ya...
BalasHapus